Pengertian Wanita Bersuci, Bimbingan Akhlak, dan Shalat sunnah
BAB 1
WANITA BERSUCI
I.
Thoharoh
Thoharoh menurut arti bahasa adalah bersuci, sedangkan menurut
istilah adalah bersuci dari (hadats besar dan kecil). Dalam kehidupan
sehari-hari kadang orang jarang memperhatikan masalah ini, karena Cuma melihat
kalau pakaian/sesuatuyang tidak ternoda berarti hal itu telah bersih dalam
bersuci.
Katena diantara syarat sahnya sholat itu adalah harus suci dari
hadats besar maupun kecil dan najis, baik itu pakaian, tempat, dan badan disini
setiap mslim/muslimah harus mengerti serta memahami akan hal ini sehingga
ibadah kita jalani ini bisa diterima oleh Allah SWT.
Adapun
rinciannya sebagai berikut :
1.
Hadats
kecil
Hadats
kecil adalah segala sesuatu yang keluar dari 2 jalan (jalan muka/depan).
Diantaranya adalah :
a.
Buang
air Kecil
b.
Buang
air Besar
c.
Angin dari jalan belakang
d.
Menyentuh
lawan jenis yang bukan muhrimnya, dll.
2.
Hadats
besar
Hadats
besar adalah segala sesuatu yang mewajibkan mandi. Diantaranya adalah :
a.
Haid
b.
Mimpi
basah
c.
Jinabat/junub
d.
Nifas
dan wiladah, dll
Untuk
lebih rincinya kami akan membahas diantara salah satu masalah haid.
Setiap wanita
normal pasti akan mengalami hal ini. Karena masalah haid ini paling rumit maka
kami jelaskan lebih rinci dari sejarah haid itu sendiri.
A.
Pengertian
Haid
(menstruasi) adalah darah yang keluar dari rahim perempuan yang sudah mencapai
aqil baligh.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pada Risalatul Mahaid :
-
Memberikan
satu pengetahuan kepada kaum wanita tentang hukum dari segala
kemusykilan-kemusykilandari haid itu sendiri.
-
Mempelajari
masala-masalah haid hukumnya wajib
C.
Asal
usul
Dikisahkan
bahwa asal usul dari hiad adalah : pada zaman dahulu Siti Hawa (istri nabi
Adam) ketika dibujuk oleh Iblis (La’natulloh ‘alaihi) supaya menebang pohon
“Sdyajarotul Huldi” yang sangat dilarang oleh Allah SWT ketika di syurga.
Kemudian dari getah dari pohon itu menetes tepat ketika Siti Hawa saat itu mendapatkan
murka dari Allah SWT, pada fajrinya keluar darahnya (mampet, keluar 2x sampai
pada celana dalamnya). Akhirnya sampai saat inilah anak cucu Nabi Adam dan
keturunan-keturunan Nabi Adam mengalami
hal seperti itu.
D.
Hikmahnya
Haid
Di ataranya
adalah sebagai berikut :
1.
Merupakn
suatu latihan bagi seseorang perempuan ketika sudah berumah tangga (mencuci
kotoran anak dan suami),
2.
Menjadikan
penyubur bagi janin itu bisa diibaratkan terdiri dari tiga hal :
-
Suami
memberikan tulang
-
Ibu
memberikan darah, air, otot, dan daging,
-
Allah
memberikan Roh
3.
Mengendalikan
hawa nafsu
4.
Sebagai
bukti bahwa rahim lagi kosong dari kehamilan
5.
Dapat
dipakai tanda sudah akil baligh
6.
Dapat
dipakai tanda masa iddah
7.
Langgengnya
keharmonisan dalam rumah tangga, dll
E.
Nama-nama
haid
Menurut
kebiasaan hidah orang arab nama-nama haid itu ada 15 macam, yaitu:
Hadidli, thomats, nifas, akhadl, mahidl, dlohak, aktsar,
a’skor, daros, ‘arok, tarok, dars, qur’un, adza. Orang jawa mengatakan anggarap
sari, kotor, resep.
Sedangkan
hewan yang mengalami menstruasi adalah 8 jenis yaitu : manusia, terwelu, hewan
dlobuk, kelelawar, onta, anjing, cecak, dan kuda.
F.
Masa
keluar dan sucinya darah haid
Ketika
seorang perempuan sudah mencapai usia 9 tahun berarti dia sudah masuk usia
baligh menurut perhitungan umur. Pada usia 9 tahun jika seorang perempuan
mengeluarkan darah dari liang farjinya dan waktunya ada 24 jam (sehari semalam)
maka itu sudah dihukumi darah haid. Sebab menurut jangka waktunya, lama waktu
haid adalah paling sedikit sehari semalam, sedangkan ukuran umum 6 s/d 7 hari.
Sedangkan paling lama 15 hari selebihnya dari 15 hari adalah dihukum sudah
haid.
G.
Macam-macam
darah haid
Adapun
macam-macam darah haid itu ada 2, yaitu : darah kuat dan darah lemah (dlo’if).
Yang
dimaksud darah kuat adalah : merah agak hitam, abu-abu/jambon. Sedangkan untuk
darah lemah adala kuning butek/kebening-beningan.
II.
Tata cara mandi bersuci dari haid
1.
Membaca
basmalah
2.
Membersihkan
anggota badan dari kotoran
3.
Berwudlu
4.
Menghadap
kiblat jika mungki
5.
Membaca
niat untuk mandi hingga akhir mandi
6.
Mendahulukan
anggota yang kanan
7.
Meratakan
air ke seluruh tubuh
III.
Tata
cara pelaksanaan sholat bagi wanita yang haid/nifas/wiladah
Karena antara waktu pelaksanaan sholat itu saling terkait dengan
sholat setelah yang bisa dijama’, seperti sholat dhuhur bisa di jama’ dengan
sholat ashar, sholat magrib bisa dijama’ dengan sholat isya’, maka ketika haid
datangnya masuk dhuhur, dan waktu itu belum sholat dhuhur, ia harus ngodo’I
(mengganti) sholat dhuhur pada saat sudah suci dan sekaligus sholat ashar,
karena sholat ashar bisa dijama’ dengan sholat dhuhur begitu seterusnya.
BAB 2
BIMBINGAN AKHLAK
A.
Pengertian Akhlak
Akhlak
berasal dari bahasa Arab yang dalam bentuk jamaknya adalah khuluk yang artinya
tabiat, budi pekerti, watak, sopan, santun, moral dan etika. Sedangkan menurut
istilah ahklak diartikan sebagai tingkah laku yang melekat pada seseorang
sehingga menjadi kebiasaan yang sering dilakukan secara terus menerus dan
berulang-ulang tanpa adanya pertimbangan.
Oleh
karenanya tidak berlebihan jika nabi Muhammad SAW bersabda :
اِنَّمَا بُعِثتُ لأِتمَّمَ مَكاَرِمَ الأَخْلأق. رواه مسلم
Artinya
: Bawasannya saya diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia “ H.R.
Muslim”
B.
Bidang Kajian
1.
Akhlak
Kepada Allah SWT.
Berbuat
baik kepada Allah adalah “Taat” kepada-Nya menurut bahasa, taat artinya
menurut. Sedangkan menurut istilah taat kepada Allah adalah upaya menggantungkan
diri kepada Allah dengan pengihlasan mengerjakan perintah-nya dan menjauhi
larangannya.
Perintah
taat kepada Allah ini didasarkan pada firman Allah :
يَأَيُّهَا ألَّذِينَءَامَنُؤَاأَطِيعُؤاأللهَ ..
Hai
orang-orang yang beriman, taatilah kepada Allah. (QS. An Nisa : 59)
Cirri-ciri
orang yang taat kepada Allah adalah :
-
Beriman
kepada yang gaib
-
Mendirikan
sholat
-
Menfkahkan
sebagian rezekinya
-
Beriman
kepada kitb-kitab Allah
-
Beriman
kepada adanya hari akhir
2.
Akhlak
Kepada Orang Tua
Orang
yang besar jasa dan pengorbanannya dalam kehidupan adalah orang tua. Ayah
bekerja dengan susah payah untuk memenuhi segala kebutuhan hidup kita sedangkan
ibu mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat kita dengan susah payah dan
penuh kasih saying. Firman Allah :
وَقَضَى رَبَّكَ أَلأَتَعْبُدُوَاْإِلاَّ إِيَّاهُ وَ
بِاُلْوَلِدَيْنِ إِحْسَنًا
“dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya.” QS. Al Isra’:23.
وَوَصَّيْنَا أَلْلأِ نَسَنَ بِوَلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أٌمُّهُ,
وَهُنًاعَلَىَ وَهْنٍ وَفِصَلُهُ,فىِ عَل مَيْنِ أَ نِ اُشْكُرْ لىِ وَلِوَلِدَيْكَ
إِلَىَّ اُلْمَصِيرُ﴿۱٤﴾
Dan
kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tamba, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepadakulah kembalimu. QS. Luqman: 14
Cara
berbuat baik kepada orang tua
a.
Merendahkan
diri kita terhadap orang tua
b.
Selalu
mendo’akannya dengan do’a yang baik
وَاُخْفِضْ لَهُمَاخَنَاحَ اُلذُّلِّ مِنَ اُلرَّ حْمَةِوَقُل رَّبِّ
اُرْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيًانِى صَغِيرًا﴿۲٤﴾
“
dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: “wahai tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil”. QS. Al Isra’: 24
c.
Tidak
pernah mengalahkan keduanya
d.
Tidak
membentaknya
e.
Berkata
kepada keduanya dengan perkataan yang benar berikut
فَلاَةَقُل اَّهُمَا أُفٍّ وَلاَةَنْهَرْ هُمَاوَقل
لَّهُمَاقَوْلاًكَرِيمًا﴿۲۳﴾
“maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepadanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia.” QS. Al; Isra’:23
f.
Senantiasa
menyenangkan hatinya
Nabi
bersabda :
رِضَى اللهِ فِلى رِضَى الّوَالِدَيْنِ وسُخْطُ اللهِ فِلىْ سُخْطِ
الَّوَالِدَيْن
g.
Tidak
boleh durhaka padanya
3.
Akhlak
Kepada Sesama Manusia
Allah
menciptakan manusia sebagai makhluk yang tidak pernah mampu hidup sendirian
tanpa bantuan orang lain. Islam sangat menghargai adanya hak asasi manusia,
yaitu hak untuk berbuat sesuai dengan kehendak hatinya secara bebas. Namun
islam juga mengajarkan kepada kita untuk saling menghargai hak orang lain meski
lain agama. Sehingga kita hidup damai, tenang, aman dan saling mencintai.
Allah
berfirman :
اِنَّلمَا الْمُؤْ مِنُؤ نَ اِ خْؤَ ةٌ فَأَ
صْلِحُؤ اْ بَيْنَ أَ خَؤَ يكُمْ ؤَاُتَّقُؤ أ اُللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْ حَمُنَ﴿۱۰﴾
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlahterhadap Allah, supaya kamu mendapatkan rahmat.”
BAB 3
SHALAT SUNNAH
A.
Shalat Tarawih.
1.
Pengertian
Shalat Tarawih
Shalat
tarawih ialah shalat sunat diwaktu malam pada bulan Ramadlan. Menurut riwayat
Imam Bukhari, dari Abu Hurairah ra berkata:
كا نَ رَ سُؤْ لُ اللهِ صَلَّئ اللهُ عَلُيْهِ
ؤَ سَلَّمَ يَرَ غَّبُ فِئ قِيَامِ رَ مَضَانَ مِنْ غَيْرْ انْ يَأمُرَفِيْهِ
بعَزِ يْمَةٍ مَنْ قام رَمضَان
اِيْمَانَاؤَاحْتِسًابًا غُفِرَلَهُ مَاتقدَّمَ مِن دنْبِهِ. رؤاه البخارى
“Adalah Rasullah SAW menggemarkan (para
sahabat) supaya beramal (menegakkan Qiyamu Romadlan) di malam hari, tetapi
beliau tidak menyuruh dengan keras, hanya beliau bersabda : Barangsiapa yang
menahan tidur serta beramal pada malam bulan ramadlan dengan iman dan ikhlas
karena Allah semata, diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari).
2.
Hukum
mendirikan Shalat Tarawih adalah sunat muakkad (sunat yang sangat dianjurkan).
Shalat tarawih boleh dikerjakan sendiri-sendiri maupun berjamaah.
3.
Waktu
shalat tarawih adalah setelah shalat fardlu Isya’ sampai terbit fajar sidiq
(waktu subuh). Sedangkan bilangan jumlah rakaat tidak ada yang menegaskan
dengan pasti, ada yang mengerjakan 8 rakaat, dan ada yang mengerjakan 20
rakaat. Namun hampir mayoritas masyarakat islam (khususnya Indonesia)
mengerjakan 20 rakaat ditambah tiga rakaat witir.
4.
Lafadh
dan niat shalat tarawih
أ صَلَّى سُبَّة ترَاؤِ يْحِ ر كُعَتَيْنِ مَأمُؤْمَا/إِمَامًا
لِللَّهِ تعَالَى
“Saya niat shalat tarawih dua rakaat menjadi
makmuman/imam karena Allah ta’ala”.
B.
Shalat Witir
1.
Pengertian
Shalat Witir
Shalat
Witir adalah shalat yang jumlah rakaatnya ganjil, satu rakaat sampai 11 rakaat.
Sabda
Nabi Muhammad SAW.
Artinya
:
“Dari
Abi Ayu, sabda Nabi Muhammad SAW. Witir itu hak siapa saja yang mengerjakan
lima. Kerjakanlah dan siapa yang mengerjakan tiga rakaat kerjakanlah dan siapa
yang mengerjakannsatu kerjakanlah (HR. Abu Dwud dan Nasa’i)”
2.
Hukum
Mendirikan Shalat Witir
Hukum
mendirikan shalat witir adalah sunnah muakad, boleh dikerjakan sendiri-sendiri
mapun berjamaah,
3.
Waktu
Shalat Witir
Waktu
shalat witir adalah setelah shalat fardu isya’ sampai terbit fajar. Pada bulan ramadlan
dikerjakan setelah shalat Tarawih. Shalat witir jumlah rakaatnya
sekurang-kurangnya 1 rakaat dan sebanyak-banyaknya 11 rakaat.
Umumnya orang melakukannya sesudah shalat tarawih 3
rakaat dua kali salam yaitu : pertama dua rakaat 1 salam kemudian disusul satu
rakaat langsung salam. Boleh juga dilakukan sekali gus tiga rakaat langsung
salam, tanpa membaca tahiyat awal.
Apabila bulan ramadhan telah sampai pertengahan bulan,
maka terhitung dari tanggal 16 hingga akhir Ramadhan sunat membaca do’a qunut
dalam shalat witir yang terakhir.
4. Lafadl dan Niat/Shalat Witir
Yang satu rakaat :
اصَلَّى
سنَّةَ الَّؤِتَّرَ رَكْعَتَا مَأ مُؤْمَا / اِ مَامًا لِللَّهِ تعَالَى
“saya niat shalat witir satu rakaat menjadi
makmum / imam karena Allah ta’ala”
5. Yang dua Rakaat
اصَلَّى سنَّةَ الَّؤِتَّرَ
رَكْعَتَيْنِ مَأ مُؤْمَا / اِ مَامًا لِللَّهِ تعَالَ
“saya
niat shalat witir dua rakaat menjadi makmum / imam karena Allah ta’ala”
6. Yang Tiga Rakaat
اصَلَّى سنَّةَ الَّؤِتَّرِ
ثَلاَ ث ركعَاتٍ مَأ مُؤْمَا / اِ مَامًا لِللَّهِ تعَالَى
“saya
niat shalat witir tiga rakaat menjadi makmum / imam karena Allah ta’ala”
C.
Shalat Idain
1. Pengertian Shalat Idain
Shalat
idaian adalah dua macam shalat hari raya yaitu shalat idul Fitri dan idul Adha
(idul Qurban)
2. Hukum Mendirikan Shalat Idain (Idul Fitri dan Idul Adha)
Adalah
sunnah muakkad yaitu sunat yang sangat dianjurkan dan dikuatkan karena selalu
dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW.
3. Waktu shalat Idain
a. Shalat Idul Fitri adalah pada tanggal 1 syawal setelah matahari
terbit kira-kira pukul 6.30 pagi waktu setempat.
b. Shalat Idul Adha adalah pada tanggal 10 Zulhijjah
4. Tata cara shalat Idain (Fitri dan Adha) yaitu:
a. Tanpa Adzan dan Qamat
b. Dengan berjamaah
c. Niat shalat 2 rakaat serta membaca takbiratul ihram
d. Membaca do’a iftitah
e. Membaca takbir 7 kali pada rakaat pertama dan diantara tiap-tiap
takbir membaca tasbih yaitu :
سُبْحَانَ اللهِ ؤَالحَمْدُلِلهِ ؤَلاَ اِلَّه الاَّللهُ للهُ اَكْبَر
f. Membaca suratul fatehah dan surat-surat pilihan (bagi imam)
g. Pada rakaat kedua membaca takbir 5 kali (tidak termasuk takbir
bangun dari sujud) dan diantaranya tiap-tiap takbir membaca tasbih sebagaimana
rakaat pertama, kemudian Qs. Al Fatehah dilanjutkan membaca Al Qur’an surat
pilihan, ruku’ sujud, dan salam
5. Amalan-amalan Sunat pada dua hari raya:
a. Mandi sebelum berangkat ketempat shalat
b. Mengenakan pakaian yang bagus, bersih dan suci
c. Memakai wangi-wangian / harum-haruman.
d. Makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat pada Idul Fitri dan
makan sesudad Idul Adha
e. Mengambil dua jalan yakni berangkat ketempat shalat Id melewati
satu jalan dan pulangnya melewati jalan lain menuju rumah.
f. Memperbanyak mengucapkan takbir, tahmid dan tasbih, dll.
g. Mengucapkan tahniah yakni :
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّأ ؤَ مِنْكُمْ تَقَبَّلْ يَا كَرِ يْمُ
6. Lafadh dan niat Shalat Idain
a. Shalat Idul Fitri
اصَلَّى سنَّةَ لِعِيْدِالْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأ مُؤْمَا / اِ
مَامًا لِللَّهِ تعَالَى
“saya niat shalat sunat Idul Fitri dua rakaat dengan
menjadi makmum / imam, karena Allah ta’ala”.
b. Shalat Idul Adha
اصَلَّى سنَّةَ
لِعِيْدِالاَّضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأ مُؤْمَا / اِ مَامًا لِللَّهِ تعَالَى
“saya
niat shalat sunat Idul Adha dua rakaat dengan manjadi makmum / imam, karena
Allah ta’ala”
D.
Shalat Dhuha
1. Pengertian Shalat Dhuha
Shalat
Dhuha adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sudah terbit dan
naik sepenggalan.
2. Hukum Shalat Dhuha
Hukum Shalat Dhuha adalah sunat muakkad dan waktunya
apabila matahari sudah naik kira-kira setinggi tujuh hasta, yakni pukul 6.30
pagi sampai kira-kira pukul 11.00 WIB.
Nabi
SAW. Bersabda:
اؤْ صَا نِى خَلِيْلى صلعم :بثلاثٍ : بِصِيَامِ ثلاثةِ ايَّام فِى
كْلَّ شَهْرٍ ؤَرَكْعَتيْ الضَّحَى ؤَانْ اؤتِرَ قبْلَ اَن أنَامُ
(رؤاه البخارى ؤمسلم)
Artinya
:
“kekasih
saya (Nabi SAW) telah berwasiat tiga hal kepada saya yaitu puasa tiga hari
tiap-tiap bulan, shalat dhuha 2 rakaat, dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Bukhari-Muslim).
3. Tatacara Shalat Dhuha
Adapun
bilangan rakaat shalat dhuha minimal 2 rakaat, maksimal tidak ditentukan. Ada
yang berpendapat maksimal 12 rakaat. Adapun caranya, dua rakaat salam-dua
rakaat salam dan pada rakaat pertama. Setelah surat Al fatehah dianjurkan
membaca surat Asy-Syamsi, dan pada rakaat kedua setelah surat Al fatehah, membaca
surat Adh-Dhuha
4. Lafadh dan niat Shalat Dhuha
اصَلَّى سنَّةَ لِعِيْدِالاَّضْحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَا لَى
5. Do’a Shalat
Dhuha
أَلَلَّهُمَّ اِنَّ اضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ ؤَالبَهَاءَبَهَاءُكَ
ؤَالخَمَالَ خَمَالُلْكَ ؤالُقَؤَّةَ قُؤَّ تُكَ ؤَالُقُدْ رَةَ قُدْرَتُكَ
ؤالَّعِصْمَةٌعِصْمَتُكَ. اللَّهُمَّ اِنْ كانَ رِزْقِى السَّمَاءِفَاَّنُزِلَّهُ
وَاِنْ كان فِى الاَّ رض فَاَّ جْهُ وَاِنَ كانَ مُعْسِراُ فيَسَّرْهُ وَاِنْ كان
حَرَاماً فُطُهٌرْهُ وَاِنَ بَعِيْدأفَقرَّبْهُ ,بِحَقَّ ضُحَابِكَ وَبَهَانِكَ
وخَمالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ أُتِنِىْ مَااتَيْتَ عِبَادَك الصَّالِحِيْنَ
Artinya
:
“Wahai
Allah!! Sesungguhnya waktu dhuha adalah dhuhaMu, keagungan itu adalah
keagunganMu, keindahan adalah keindahanMu, kecantikan adalah kecantikanmu, kekuatan
adalah kekuatanMu, kekuasaan adalah kekuasaanMu, dan penjagaan adalah
penjagaanMu. Wahai Allah, jikalau rizkiku berada di atas langit, mak
turunkanlah, jika di dalam bumi, maka keluarkanlah, dan jika jauh, maka
dekatkanlah. Maka dengan kebenaran waktu dhuhaMu, keagunganmu, keindahanMu,dan
kecantikanMu, kekuatanMu, dan KekuasaanMu, wahai Allah! Datangkanlah padaku
apa-apa yang telah engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang sholeh”.
E.
Shalat Jenazah/Shalat Ghaib
1.
Pengertian Shalat Jenazah dan Shalat Ghaib
adalah shalat yang harus dilakukan untuk
mayit, baik laki-laki maupun perempuan, untuk mayit yang tidak berada ditempat
atau berad ditempat jauh disebut shalat ghaib.
2.
Hukum shalat jenazah adalah fardlu hifayah
yaitu suatu kewwajiban yang dibebankan kepada orang islam mukallaf
Rasulullah
bersabda ;
“Abu Hurairah RA berkata : Bersabda Rasulullah
SAW, Barang siapa yang menghadiri jenazah hingga disembayangkan mendapata
pahala seqirath, dan barang siapa yang menghadirinya hingga dikubur, maka,
mendapat pahala dua qirath ketika ditanya : apakah dua qirath itu ? Jawabannya
: sebesar dua bukit yang besar-besar”. (HR>
Bukhari-Muslim)
3.
Tata
cara shalat jenazah.
Dalam
shalat jenazah tidak ada ruku’ I’tidal dan sujud. Shalat jenazah dikerjakan
dengan berdiri dan membaca takbir 4 kali.
Adapun
cara melaksanakan shalat jenazah sbb:
1.
Mayit
diletakkan paling muka. Bagi mayit laki-laki imam berdiri kea rah kepala mayit,
dan bagi mayit perempuan imam berdiri diarah punggungnya.
2.
Dianjurkan
berjamaah, dan hendaknaya dijadikan tiga shaf (tiga baris).
3.
Kemudian
membaca lafadh dan niat shalat jenazah, serta membaca takbiratul ihram. Dengan
mengangkat kedua tangan . adapun lafadh dan niatnya :
a.
Untuk
mayit laki-laki.
أ
صَلَّى عَلَّى هَذَا المَيَّتِ اَرْبَعَ تكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ الكِفَايَةِ مَامُوْماً
/ اِمَا مًا للهِ تَعَلَى
b.
Untuk
mayit perempuan.
أ صَلَّى عَلَّى هَذِهِ المَيَّتْةِ اَرْبَعَ تكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ
الكِفَايَةِ مَامُوْماً / اِمَا مًا للهِ تَعَلَى
“saya
niat shalat atas mayit perempuan ini dengan takbiran fardlu kifayah menjadi makmum/imam
karena Allah ta’ala”
4.
setelah
takbiratul ihram, tangan bersedekap lalu membaca surat Al fatehah.
5.
Selesai
membaca surat Al fatehah, lalu takbir dengan mengangkat kedua tangan ,
bersedekap (ini takbir yang ketiga)
6.
Kemudian
membaca shalawat atas nabi (ini paling pendek)
اللَّهُمَّ صَلَّ عَلْى مُحَمَّدْ
7.
Setelah
membaca shalawat, lalu takbir lagi dengan mengangkat tangan, bersekap (ini
takbir yang ketiga)
8.
Kemudian
membaca do’a kepada mayit
a.
Unuk
laki-laki
اَللَّهُمَّ اعٌفِرْ لْهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ
“ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia berilah kesejahteraan
kepadanya dan maafkanlah kesalahannya”
b.
Untuk
perempuan
اَللَّهُمَّ اعٌفِرْ لْهَا وَارْحَمْهَا وَاعَافِهَاعَنْهَا
9.
Selesai
berdo’a, lalu takbir lagi dengan mengangkat tangan, bersedekap (ini takbir yang
keempat).
10.
Kemudian
membaca do’a lagi kepada mayit:
a.
Untuk
laki-laki
اللَّهُمَّ لاَتَحْرِ مْنَا أجْرَ هُ وَلاَتَفٌتِنَّا بَعْدَهُ وَا
غْفِرْلنَاوَلَهُ
“ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari
pahalanya, jangan engkau fitnah kami sesudah kepergiannya, dan ampunilah kami
dari kepadanya”.
b.
Untuk
perempuan
اللَّهُمَّ لاَتَحْرِ مْنَا أجْرَ هَا وَلاَتَفٌتِنَّا بَعْدَهَا وَا
غْفِرْلنَاوَلَهَا
11.
Setelah
selesai berdo’a lalu disusul dengan mengucapkan salam, seperti berikut ini:
السَّلاَمُ عَلَّيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَ تُهُ
Komentar
Posting Komentar